Kisah Gadis asal NTT yang Menderita Penyakit Kaki Gajah sejak Kecil, Butuh Tongkat untuk Berjalan
Anastasia Arnonce Lence atau disapa Anastasia, seorang gadis asal Sumba Barat Daya, NTT ini menderita penyakit kaki gajah sejak kecil.
Penyakit gajah ini mulai terlihat pada kaki Anastasia saat umur 10 tahun.
Saat ini, di umur 22 tahun, Anastasia tak bisa beraktivitas leluasa seperti gadis sepantarannya.
Bengkakan pada kaki membuatnya sulit berjalan.
Saat berjalan, ia butuh sebuah tongkat untuk membantunya.
Kerabat jauh satu marga Anastasia, yakni Bibiana Bili Tambolaka atau kerap disapa Mama Eka, menceritakan saudarinya itu memang sudah ada penyakit bawaan sejak lahir.
"Dari lahir Anastasia sudah ada penyakit bawaan."
"Jadi, kakinya ada goresan merah pada bagian punggung kaki kirinya," ucap Mama Eka saat dihubungi Tribunnews, Selasa (23/3/2021).
Namun, kedua orang tua Anastasia menghiraukan goresan itu.
Akhirnya kaki Anastasia itu mulai terlihat bengkak.
Tahun 2014 lalu, gadis asal Sumba itu sempat dibawa ke RS Karitas Weetabula, Sumba Barat Daya.
Pihak RS menyarankan Anastasia untuk menjalani perawatan di Bali.
Terhalang biaya, orang tuanya tak bisa membawa Anastasia berobat ke sana.
"Dokter menyarankan untuk dibawa ke bali, cuman terkendala biaya," cerita Mama Eka.
Diketahui, kedua orang tua Anastasia hanya bekerja sebagai petani sayur di kampung.
Hasil panennya tak cukup membiayai operasi Anastasia.
Kedua orang tuanya pun memilih cara pengobatan dengan adat istiadat kampungnya.
"Kebanyakan kami di sini, jika ada yang sakit, kami percaya medis."
"Tapi lebih banyak pilih menempuh jalur alternatif, percaya adat, mungkin arwah nenek moyang yang marah," kata Mama Eka.
"Urus adat, panggil dukun. Bukan obat-obat tradisional," lanjutnya.
Kaki Kerap Kambuh Sakit
Saat ini Anastasia tak menjalani perawatan apapun.
Mama Eka mengatakan, kaki Anastasia kerap kambuh terasa sakit, tidak tentu waktunya.
Untuk itu, Anatasia hanya bisa meminum obat pereda nyeri.
"Kalau sakitnya kambuh itu baru dia ke puskesmas setempat untuk dikasih penghilang nyeri," kata Mama Eka.
Belum Terima Penanganan Medis Serius
Anastasia dan keluarga sudah mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Baik itu dari perangkat desa dan kesehatan setempat sampai anggota dewan di sana.
Tetapi, hingga kini Anastasia belum mendapat penanganan medis serius.
Mama Eka menceritakan Anastasia sudah menerima dana bantuan.
Seperti, tongkat hingga terima bantuan langsung tunai pemerintah sebesar Rp 600 ribu.
Anastasia hanya ingin kesembuhan pada kakinya.
Sehingga ia bisa kembali berjalan seperti orang pada umumnya.
Sumber Artikel:
Penyakit gajah ini mulai terlihat pada kaki Anastasia saat umur 10 tahun.
Saat ini, di umur 22 tahun, Anastasia tak bisa beraktivitas leluasa seperti gadis sepantarannya.
Bengkakan pada kaki membuatnya sulit berjalan.
Baca Juga
- Ya Allah Lindungilah Anak-Anakku, Jagalah anak-anakku disaat penjagaan ku tak sampai kepadanya, Peluklah anak-anakku disaat tanganku tak mampu memeluknya..
- Tubuhnya Tinggal Tulang Dan Kulit, Kakak Beradik Yang Ditinggal C3rai Kedua Orang Tuanya Dianiaya Sepupu
- Lelah Digugat Anak Karena Harta Warisan, Ibu Ini Tuntut Kembalikan ASI, Netizen: Ibu Yang Sangat Cerdas
Kerabat jauh satu marga Anastasia, yakni Bibiana Bili Tambolaka atau kerap disapa Mama Eka, menceritakan saudarinya itu memang sudah ada penyakit bawaan sejak lahir.
"Dari lahir Anastasia sudah ada penyakit bawaan."
"Jadi, kakinya ada goresan merah pada bagian punggung kaki kirinya," ucap Mama Eka saat dihubungi Tribunnews, Selasa (23/3/2021).
Namun, kedua orang tua Anastasia menghiraukan goresan itu.
Akhirnya kaki Anastasia itu mulai terlihat bengkak.
Tahun 2014 lalu, gadis asal Sumba itu sempat dibawa ke RS Karitas Weetabula, Sumba Barat Daya.
Pihak RS menyarankan Anastasia untuk menjalani perawatan di Bali.
Terhalang biaya, orang tuanya tak bisa membawa Anastasia berobat ke sana.
"Dokter menyarankan untuk dibawa ke bali, cuman terkendala biaya," cerita Mama Eka.
Diketahui, kedua orang tua Anastasia hanya bekerja sebagai petani sayur di kampung.
Hasil panennya tak cukup membiayai operasi Anastasia.
Kedua orang tuanya pun memilih cara pengobatan dengan adat istiadat kampungnya.
"Kebanyakan kami di sini, jika ada yang sakit, kami percaya medis."
"Tapi lebih banyak pilih menempuh jalur alternatif, percaya adat, mungkin arwah nenek moyang yang marah," kata Mama Eka.
"Urus adat, panggil dukun. Bukan obat-obat tradisional," lanjutnya.
Kaki Kerap Kambuh Sakit
Saat ini Anastasia tak menjalani perawatan apapun.
Mama Eka mengatakan, kaki Anastasia kerap kambuh terasa sakit, tidak tentu waktunya.
Untuk itu, Anatasia hanya bisa meminum obat pereda nyeri.
"Kalau sakitnya kambuh itu baru dia ke puskesmas setempat untuk dikasih penghilang nyeri," kata Mama Eka.
Belum Terima Penanganan Medis Serius
Anastasia dan keluarga sudah mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Baik itu dari perangkat desa dan kesehatan setempat sampai anggota dewan di sana.
Tetapi, hingga kini Anastasia belum mendapat penanganan medis serius.
Mama Eka menceritakan Anastasia sudah menerima dana bantuan.
Seperti, tongkat hingga terima bantuan langsung tunai pemerintah sebesar Rp 600 ribu.
Anastasia hanya ingin kesembuhan pada kakinya.
Sehingga ia bisa kembali berjalan seperti orang pada umumnya.
Sumber Artikel:
Belum ada Komentar untuk "Kisah Gadis asal NTT yang Menderita Penyakit Kaki Gajah sejak Kecil, Butuh Tongkat untuk Berjalan"
Posting Komentar