Perjuangan Nenek Aisyah, Jadi Pemulung Demi Hidupi 3 Cucunya Meski Hanya Dapat Rp 8 Ribu Sehari
Di usia senja ini, Nenek Aisyah berjuang untuk ketiga cucunya.
Meskipun setiap orang mengharapkan hidup bahagia dan sejahtera, pada kenyataannya banyak orang di luar sana yang hidup dengan serba kekurangan, sampai hidup di tempat yang kurang layak.
Baca Juga
- Tubuhnya Tinggal Tulang Dan Kulit, Kakak Beradik Yang Ditinggal C3rai Kedua Orang Tuanya Dianiaya Sepupu
- Lelah Digugat Anak Karena Harta Warisan, Ibu Ini Tuntut Kembalikan ASI, Netizen: Ibu Yang Sangat Cerdas
- Innalillahi Wa Innai Rojiun, Seorang Ulama Besar Yang Jarang Dipost Ke Publik. Semoga Amal Ibadahnya Diterima Di Sisi Allah.
Umurnya sudah 72 tahun. Meski sudah tua, Nenek Aisyah masih berjuang sebagai seorang pemulung. Setiap hari dia mencari barang rongsok keliling di pesisir pantai pulo kodok. Setiap harinya, hasil lelah letihnya itu seharian hanya mendapatkan Rp 8 ribu.
Tentu saja tubuhnya sudah tak sekuat ketika muda. Kakinya sudah sering sakit. Kepalanya juga sering pusing, jadi sering pakai koyo juga di kepala. Mereka pula hidup di gubuk tak layak, sering bocor ketika hujan karena banyak celah dan lubang.
Nenek Aisyah jadi suka sedih jika mengingat itu semua. Ia merasa tak bisa apa-apa untuk menyiapkan tempat layak ketiga cucunya yang sudah yatim. Bahkan, saat Tim Rumah Yatim menemuinya, Nenek Aisyah mengatakan belum makan hari itu. Namun ia tetap berjalan untuk mencari rongsokan karena belum cukup untuk dijual.
Di bulan ramadan ini, Nenek Aisyah juga tetap berpuasa meski keadaannya tidak begitu sehat dan tetap bekerja keliling mencari rongsokan demi hidupi 3 cucunya.
Sumber Artikel:
Belum ada Komentar untuk "Perjuangan Nenek Aisyah, Jadi Pemulung Demi Hidupi 3 Cucunya Meski Hanya Dapat Rp 8 Ribu Sehari"
Posting Komentar