Kisah Perjuangan Anak Piatu, Harus Jualan Gula Merah Demi Hidupi Ayah yang Lumpuh
Devi yang baru berusia 11 tahun ini banting tulang demi hidupi sang ayah.
Tak semua anak hidup enak dengan kasih sayang yang melimpah dari orang tua, bisa sekolah dan bermain bersama teman-temannya. Anak perempuan berikut ini justru sebaliknya. Ia harus banting tulang di usianya yang masih muda.
Baca Juga
- Tubuhnya Tinggal Tulang Dan Kulit, Kakak Beradik Yang Ditinggal C3rai Kedua Orang Tuanya Dianiaya Sepupu
- Lelah Digugat Anak Karena Harta Warisan, Ibu Ini Tuntut Kembalikan ASI, Netizen: Ibu Yang Sangat Cerdas
- Innalillahi Wa Innai Rojiun, Seorang Ulama Besar Yang Jarang Dipost Ke Publik. Semoga Amal Ibadahnya Diterima Di Sisi Allah.
Ia kini tinggal berdua dengan ayahnya di sebuah rumah yang begitu sederhana setelah sang ibu meninggal dunia karena penyakit jantung yang diderita. Saat ibunya tiada itu, usia Devi masih 4,5 tahun.
Sebenarnya, dulu kondisi ayah Devi tidak seperti sekarang ini. Beliau dulunya sehat dan biasa memanjat pohon kelapa untuk membuat gula merah. Namun, nasib malang menimpa beliau. Sang ayah jatuh dari pohon kelapa di tahun 2018 dan mengakibatkannya lumpuh hingga sekarang.
Dalam peristiwa tersebut, ayah Devi yang bernama Pak Sakijo ini jatuh dari ketinggian delapan meter saat ia sedang mengumpulkan nira kelapa untuk membuat gula merah. Seketika badan beliau pun tergeletak di tanah dan tak bisa bergerak.
Berbagai macam pengobatan pun sudah dijalani oleh Pak Sakijo untuk mendapatkan kesembuhan. Sayangnya, kondisi beliau masih tetap sama dan belum pulih. Kini, tubuhnya lumpuh mulai dari pinggang sampai kaki.
Mau tak mau, Devi pun kini harus mencari uang untuk bisa bertahan hidup dengan sang ayah. Dia membuat gula merah dengan bahan dasar nira kelapa yang kemudian akan dijual untuk mendapatkan uang.
Nira kelapa ia beli dari pemanjat pohon kelapa. Kemudian dimasak hingga matang dan nanti kalau sudah jadi langsung dikemas. Biasanya, Devi menitipkan gula merah buatannya ini di warung-warung terdekat.
Hasil yang didapatkan tidak menentu, tetapi dalam sehari Devi biasanya memperoleh Rp11.000 saja. Uang itu pun masih harus dipotong untuk membayar pemanjat pohon kelapa sehingga sebenarnya tak cukup untuk biaya hidupnya dan sang ayah.
Meski begitu, Devi tak patah semangat dalam mengais rezeki untuk keluarga kecilnya. Di sela-sela kesibukannya mencari uang, Devi pun tak lupa selalu mendoakan ibunya yang kini telah tiada. Mari kita bantu ringankan beban Devi dengan berdonasi di link berikut ini.
Sumber Artikel:
Belum ada Komentar untuk "Kisah Perjuangan Anak Piatu, Harus Jualan Gula Merah Demi Hidupi Ayah yang Lumpuh"
Posting Komentar