Korban Pembunuhan Merintih Pilu pada Ayahnya: Sakit Pak, Ini di Leher Sakit
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Permintaan terakhir istri sebelum meninggal dibunuh suaminya di Garut, Jawa Barat. Korban Mimin (25) sempat mengungkap keinginan terakhirnya pada sang ayah.
Baca Juga
- Tubuhnya Tinggal Tulang Dan Kulit, Kakak Beradik Yang Ditinggal C3rai Kedua Orang Tuanya Dianiaya Sepupu
- Lelah Digugat Anak Karena Harta Warisan, Ibu Ini Tuntut Kembalikan ASI, Netizen: Ibu Yang Sangat Cerdas
- Innalillahi Wa Innai Rojiun, Seorang Ulama Besar Yang Jarang Dipost Ke Publik. Semoga Amal Ibadahnya Diterima Di Sisi Allah.
Sang ayah bahkan menamani putrinya saat menghadapi maut yang datang menjemputnya hingga nafas terakhir.
"Darah di baju saya banyak, saya udah gak peduli, terakhir dia masih minta minum, saya pegangi tangannya, pelan-pelan denyut nadinya melambat kemudian hilang," ungkap Edi Junaedi, ayah korban.
Bahkan, Mimin juga sempat minta dipeluk ayahnya sebelum meninggal dunia karena dihabisi suaminya.
Dengan kondisi badan korban penuh darah, Edi Junaedi memeluk tubuh putrinya yang terkulai dibunuh suaminya sendiri.
"Dede (Mimin) masih bisa berkomunikasi dengan saya, saat perjalanan ke puskesmas dia ingin dipeluk," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id, Kamis (9/9/2021).
"Saya peluk dengan kondisi darah yang masih bercucuran," imbuhnya.
Mimin (25), warga Kampung Cibingbin, Desa Cirapuhan, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menjadi korban pembunuhan.
Wanita itu tewas di tangan suaminya An (27).
Peristiwa berdarah itu terjadi di rumah mereka, Rabu (8/9/2021).
Luka di tubuh akibat tusukan menyebabkan Mimin tak bisa bertahan hidup.
Setelah melakukan aksi keji, sang suami mencoba mengakhiri hidupnya sendiri.
Kini, Mimin sudah dimakamkan.
Edi Junaedi, ayah angkat Mimin mengatakan anaknya itu meminta dipeluk sesaat sebelum ia wafat.
Edi menjelaskan anaknya mengatakan bahwa dirinya tengah mengalami kesakitan dan mencurahkan rasa sakit itu padanya.
"Sakit pak ini di leher sakit katanya, saya bilang sabar ya dede sabar," ungkapnya.
Saat di puskesmas Mimin akhirnya meninggal dunia dalam pelukan ayahnya sendiri.
Edi saat itu tidak mempedulikan baju yang dipakai sudah basah dengan darah yang terus menerus keluar dari tubuh anaknya itu.
Sang ayah jadi saksi dan turut merasakan sakaratul maut menghampiri anaknya yang sedang dalam pelukan.
"Darah di baju saya banyak, saya udah gak peduli, terakhir dia masih minta minum, saya pegangi tangannya, pelan-pelan denyut nadinya melambat kemudian hilang," ungkapnya.
sumber : ampung.tribunnews.com
Belum ada Komentar untuk "Korban Pembunuhan Merintih Pilu pada Ayahnya: Sakit Pak, Ini di Leher Sakit"
Posting Komentar