Kisah Miliuner dari Pati, Dulu Miskin Sampai Makan Telur Dibagi 8
Jakarta - Rezeki orang sudah diatur oleh sang pencipta, begitu juga nasib seseorang. Siapa sangka ada anak buruh yang kini jadi pebisnis dengan aset triliunan rupiah.
Hal ini dialami langsung oleh pria asal Pati, Witjaksono. Witjaksono adalah pebisnis yang memiliki puluhan perusahaan. Ia juga ditunjuk sebagai ketua Serikat Nelayan Nahdalatul Ulama (SNNU) yang ditunjuk langsung oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Baca Juga
- Lelah Digugat Anak Karena Harta Warisan, Ibu Ini Tuntut Kembalikan ASI, Netizen: Ibu Yang Sangat Cerdas
- Innalillahi Wa Innai Rojiun, Seorang Ulama Besar Yang Jarang Dipost Ke Publik. Semoga Amal Ibadahnya Diterima Di Sisi Allah.
- ‘Belagu dan Sombong!’, Bukan Hanya Dituding Gila Harta, Ayah Lesti Kejora Kini Disebut Lupa Diri Pernah Hidup Susah
Melihat kesuksesannya saat ini, siapa yang sangka kalau dulunya Witjaksono adalah seorang anak buruh dan pembantu yang hidup jauh dari kehidupan glamor. Sang ibu bekerja di sebuah pabrik kacang yang kerjanya mengangkut karung seberat 50 kg.
"Saya itu dari keluarga enggak punya. Jadi ibu saya itu buruh di pabrik kacang. Pabrik kacang yang selama ini terkenal mereknya," ungkap Witjaksono dilihat Hai Bunda dari kanal YouTube Coach Yudi Candra pada Selasa (22/6/2021).
"Ibu saya yang perawakannya kecil, ibu saya ngambil karung. Karungnya itu yang ukurannya 50 kg gitu, dipanggul di atas punggungnya beliau gini," sambungnya lagi.
Sementara itu, ayah Witjaksono adalah seorang pegawai negeri golongan 2A. Tugas sang ayah adalah mengantar surat dan menyapu halaman.
"Bapak saya pegawai negeri. Pegawai negeri golongan beliau sampai pensiun itu grade nya cuma 2A kalau enggak salah. Pekerjaannya itu cuma nganterin surat sama nyapu di kantor. Jadi ngelap-ngelap. Ya, mungkin semacam OB, lah," ungkap Witjaksono
Tak hanya itu, bungsu dari enam bersaudara ini mengaku pernah kesulitan saat akan makan. Ia hanya makan dengan nasi, kecap, dan kerupuk. Saking susahnya, ia juga pernah makan dengan telur yang dibagi delapan, lho.
"Setiap hari kita tuh makan ya, Bro, memakai telur saja itu sudah bonus. Jadi setiap hari saya makannya nasi, dikasih kecap atasnya, sama kerupuk," imbuhnya.
"Satu telur itu dibagi delapan. Karena kita berenam, saya anak paling kecil. Kita berenam, bapak sama ibu (jadi) delapan. Itu pun masih ada keluarga kami yang dari kampung yang kita ajak datang ke tempat kita untuk sekolah,"
Dengan satu telur yang dibagi delapan, Witjaksono mengaku sang Bunda tidak pernah mengambil jatahnya. Ia memberikan jatahnya kepada seorang keluarga yang menumpang di rumahnya.
Witjaksono mengatakan memakan daging ayam adalah sebuah kelangkaan. Ia dan keluarga hanya memakan daging ayam setahun sekali saat Lebaran. Karena itu, ia selalu merasa rindu dengan suasana kumpul bersama saat Lebaran.
sumber : finance.detik.com
Belum ada Komentar untuk "Kisah Miliuner dari Pati, Dulu Miskin Sampai Makan Telur Dibagi 8"
Posting Komentar